Iel mengantar Via pulang dan mematikan tak ada apapun yang terjadi kepada sahabat sekaligus orang yang ia sayangi. Via menikmati ketika Iel sedang memberinya nasihat dan tersenyum lembut padanya. Lain hal nya dengan Riko, khemoteraphy sedikit membuahkan hasil. Sementara Ify dan Rio yang sedang dimabuk cinta pergi ke Bukit Pelangi dan membicarakan tentang kepergian Rio ke Surabaya. Shilla malah sedang galau dengan perasaannya. Dia online twitter malah mendapati dirinya di godai oleh Iel dan Rio yang membuatnya malu di depan Riko. Sementara ketika dia sedang online Y!M dia dibuat berseri-seri oleh Riko. Bagaimana kelanjutannya?
***
Via bangun pagi dan membantu Kak Zahra terlebih dahulu untuk membenahi rumahnya. Menderita sekali tak ada pembantu rumah tangga. jam 5.45 semuanya beres. Dia memastikan bahwa tak ada satu pekerjaan pun yang terlewatkan yang bisa membuat Mamahnya marah. Setelah itu dia mandi dan bergegas berangkat sekolah.
Sehabis sarapan, dia langsung menemui Mamah Indah untuk meminta Mamah Indah mendaftarkan dia ke SMA N 3. Dilihatnya Mamah Indah sedang di dapur, dia kumpulkan seluruh keberaniannya untuk meminta izin kepada mamah Indah.
“Mah.”ucap Via setelah berdiri di sebelah Mamah Indah.
Mamah Indah menoleh kearah Via lalu bertanya, “Apa Vi?”
“Daftarin Via ke SMA 3 yah, sekarang hari ketiga pendaftaran, besok terkahir.”jelas Via, ia menunduk, dia bergemetar.
Mamah Indah menghela nafas, seperti tidak ikhlas barang mendaftarkan anak tirinya itu, “Iya, jam berapa?”
Via mengangkat kepalanya, lega, akhirnya Mamahnya mau mendaftarkannya walau tidak ikhlas, “Jam 10 aja Mamah kesana. Berkas-berkas yang harus Mamah bawa ada di lemari ruang TV yah.”jelas Via sumringah. Mamah Indah mengangguk sembari terus menggoreng telur. “Via berangkat ya.”pamit Via lagi, dia pun berangkat sekolah bersama Pak Joe, tumben mengantar Via karena ayah Via sedang bertugas di luar kota, jadi Pak Joe menganggur.
***
Dikantin sekolah Shilla dan Iel sudah berdua saja. Yang lain memang belum pada datang. Tadi Iel menghampiri Shilla ke kelasnya untuk membicarakan tentang semalam. Awalnya Shilla malas, mungkin hanya akan digodai, tapi karena dipaksa, akhirnya Shilla nurut.
“Lo mau ngomong apaan sih Yel?”Tanya Shilla yang mulai BT, dari tadi mereka diam-diaman saja. Iel makan roti dan Shilla minum susunya yang dia bawa dari rumah.
“Hemmm.”ujar Iel sembari melihat sekeliling, memastikan kantin sepi “lo suka yah sama Riko?”ujarnya sedikit berbisik.
Shilla memukul kecil lengan Iel, “Sotau lo.”tukasnya, munafik.
“Terus yang semalem di twitter?”goda Iel , kini tidak berbisik, pipi Shilla memerah.
“Yaaa……”Shilla tak bisa memberi jawaban. Iel terkekeh.
“Hahahah ngaku aja deh Shil, ngeliat kelakuan lo juga ketauan banget kali.”ledek Iel. Shilla hanya manyun.
“Ih emang ketara banget yah gue suka sama Riko?”Tanya Shilla sembari memegangi pipinya, gak jelas. Secara gak langsung Shilla mengaku dia suka sama Riko.
Iel makin terkekeh, “Santai aja kali Shil kita semua udah pada tau.”jawab Iel yang sudah meredakan tawanya,”Riko nya juga suka kok sama lo.”bisik Iel pelan yang langsung membuat pipi Shilla memerah. Tiba-tiba dari arah belakang Via datang sedikit berlari menuju meja yang ditempati Shilla dan Iel.
“Hey.”sapa Via pada mereka berdua. Iel menjawab sapaan Via, sedangkan Shilla menunduk menghilangkan rona wajahnya.
“Lo kenapa Shil?”tanya Via setelah duduk di depan Iel.
“Riko suka tuh sama dia.”ledek Iel. Shilla memukul lengan Iel, sedikit kencang karena dia kesal. Iel meringis.
Via memandang Iel, -yang-bener-lo-wah-oke-dong . “Serius Yel?”Tanya Via pada Iel, Iel mengangguk mantap sembari melahap sisa rotinya itu, Via kembali memandang Shilla, “Wah bagus dong Shil, nanti gue suruh dia nembak lo deh.”lanjut Via. Shilla malah melotot.
“Ishhh gue malu.”rengek Shilla lalu manyun.
“Gak apa-apa kali Shil, nanti gue bantu, tenang aja.”timpal Iel santai. “betewe semalem lo malu yah diceng-cengin di twitter?”lanjutnya.
“Iyalah bego! Udah tau gue suka sama Riko, sebagai wanita kan gue malu doong Yel.”seru Shilla sedikit geram kepada Iel. Lalu datanglah Rio dan Ify yang langsung duduk diantara mereka.
“Kenapa Shil?”Tanya Ify melihat Via manyun, seperti apa yang tadi ditanyakan Via.
“Riko suka sama dia.”jawab Iel enteng. Ify menandang Shilla dengan mata berbinar.
“Eh ampun Shil ampun yang semalem di twitter.”ujar Rio tiba-tiba.
“Iye iye.”jawab Shilla jutek.
“Jadi rencananya sekarang gimana biar Riko nembak Shilla?”Tanya Rio akhirnya yang mengarah pada pertemuan mereka disini.
“Gampang nanti gue bujuk deh.”usul Ify. Shilla melotot.
“Ify kita tuh cewek masa cewek ngejar-ngejar cowok sih?”protes Shilla. Via, Iel, dan Rio terkekeh mendengar pernyataan Shilla.
“Heh Riko juga kan suka sama lo.”ucap Iel.
“Iya sih . udah santai aja. Mau jadi gak nih?”Rio menyutujui ucapan Iel.
“Shilla manyun, “terserah lah.”
Bell pun berbunyi. Mereka berpencar memasuki kelas. Riko baru saja tiba dan berpapasan dengan Shilla saat baru mau masuk kelas. Dia melempar senyum kearah Shilla, Shilla membalasnya. Ify dan Via yang melihat hanya terkekeh.
“Vi, gimana, jadi daftar Smanti?”Tanya Ify setelah mereka duduk di bangku. Guru pelajaran belum datang.
“Udah kok. Nyokap mau.”jawabnya. Ify menghela nafas. Bersyukur. “Tes nya minggu depan kan?”Tanya Via lagi, Ify mengangguk,”berarti waktu belajar tinggal seminggu?”
“Iya, makanya minggu depan kita libur. Kan udah beres juga. Hari ini aja hari terkahir praktek.”jelas Ify. Via manggut-manggut.
“Bete banget gue seminggu dirumah. Lumutan yang ada.”keluh Shilla yang duduk dibelakang Ify dan Via.
“Kan ada Abang Riko.”goda Via.
Shilla menyubit pelan tangan Via, “apaan sih.”
“Ya kan nanti kalian udah jadian, jadi gak akan sepi deh.”timpal Ify. Percakapan mereka di hentikan karena praktek segera dimulai.
***
Hari ini jadwalnya Ify khemo. Kedua kalinya. Ify Shilla Via Iel Rio dan Riko tak mendapat percakapan ketika pulang sekolah atau istirahat. Mereka tak bekumpul. Saat pulang sekolah Ify hanya mengirimi Rio SMS.
To : Rio ku sayang :D
Nanti gak usah bareng yah pulangnya, jam 3 mau nemenin aku khemo lagi?
From : Rio ku sayang :D
Kamu mau kmn emg? Oke jam 3 aku jmput ya
To : Rio ku sayang :D
Pengen pulang bareng aja sm via dan shilla. Okedeh ^^.
Tak ada SMS balasan. Saat pulang sekolah mereka pun bergegas pulang. Ify Shilla dan Via hanya bercanda-canda ringan. Tak ada yang serius. Mereka menikmati kebersamaan persahabatan mereka ini.
***
Via memasuki rumahnya dengan senyum mengembang. Lega rasanya karena dia sudah daftar di SMA paling favorit di kota ini. SMA yang menjadi bulan-bulanan semua pelajar. Hanya pelajar yang beruntung dan benar-benar pintar yang bisa masuk SMA itu. Via berharap dia salah satunya.
“Assalamualaikum.”useru Via seraya memasuki rumahnya. Mamahnya menjawab salam itu. Papah dan kak Zahra sedang tidak ada. Via mencari Mamahnya, didapati Mamahnya sedang menonton. Via pun mecium punggung tangan Mamahnya itu, “udah ke SMA 3 nya Mah?”Tanya Via memastikan.
Mamahnya mengangguk, “Udah kok, kapan tesnya Vi?”Tanya mamahnya balik, Via tersenyum bahagia karena akhirnya dia diperhatikan untuk urusan sekolah.
“Minggu depan Mah. Masih ada 1 minggu buat belajar. Dan seminggu itu Via libur.”jelas Via. Mamahnya mengangguk lagi, paham. Via bergegas ke kamarnya untuk ganti baju dan sholat, lalu tidur.
Jam 3 Via baru bangun. Dengan enggan dia bangkit dari tempat tidur karena perutnya sudah mengadakan ‘konser’ besar-besaran. Dia masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu dia ke ruang makan. Dilihatnya Mamahnya memasak semur, nafsu makan Via langsung naik, diambilnya nasi sepiring beserta lauknya. Dia makan dengan sangat lahap. Mamahnya yang melihat cara makan Via hanya mengelengkan kepala. “Makan nya pelan-pelan, nanti keselak.”mamahnya memperingati. Via hanya mengacungkan jempol dan melanjutkan makan.
Via duduk di kursi depan TV. Perutnya kini sudah terisi penuh, tiba-tiba Ka Zahra duduk disebelahnya.
“Udah daftar SMA 3?”tanyanya, Via tau Kakanya ini palingan hanya akan merendahkannya.
“Udah kok.”jawab Via santai. Seolah tak mengerti apapun.
“Aduh Vi harusnya lo tuh sadar diri. Gue udah ngingetin lo berulang kali. Otak lo tuh pas-pasan. Percuma juga lo les Primagama *iklan* sama les private. Kalo mampunya segitu ya segitu. Dasarnya otak pas-pasan. Udahlah.”ucapnya enteng. Seolah tak menyadari bahwa ucapannya itu sangat tajam. Via hanya menghela nafas mendengar ucapan sang Kakak.
“Yayayayaaaaaaaa.”jawab Via enteng. Tak mau dia menangis atau melawan ucapan sang Kakak. Terlalu sering sehingga membuatnya lelah. Kak Zahra tak menjawab. Dia bangkit meninggalkan Via dan berjalan menuju kamarnya. Via tersenyum dan melanjutkan menonton.
***
Ify sudah selesai makan. Ozy, adiknya belum pulang sekolah, sedangkan Alvin, sepupunya sudah pindah dari rumahnya (eh maaf yah aku gak pernah nyeritain Alvin). Tak lupa dia meminum obatnya. Dirumah hanya ada dia dan pembantu. Mamah dan Papahnya bekerja. Walau begitu, dia tak pernah kekurangan kaih sayang, toh Mamahnya juga kerja tak lupa waktu, jam 5 beliau sudah ada dirumah, begitu pula dengan Papahnya.
Kini Ify sedang menonton TV, menunggu kehadiran Rio yang akan menjemputnya untuk khemo. Dilihatnya jam di dinding, jam 2.55 . saat itu pula bunyi klakson motor Rio berbunyi. Ify segera bangkit dan membuka pintu, menyambut kedatangan Rio. Rio sudah ada di depan pintu rumah Ify.
“Langsung aja yah. Mamah masih kerja.”jelas Ify seraya tersenyum. Rio mengangguk lalu berjalan menuju motornya diikuti Ify dibelakangnya.
Perjalanan terasa panjang. Mungkin karena tujuannya ke rumah sakit. Ify bergemetar. Takut akan rasa sakit ketika khemoterapy. Akhirnya mereka sampai. Rio menuntun Ify sampai ruangan khemo, sudah ada dokter Danang beserta suster. Mereka tersenyum ketika melihat Rio dan Ify datang. Akhirnya Ify pun menjalani khemo. Tak sesakit kemarin. Karena panyakit Ify sudah membaik sekarang. Memang kringat dan teriakan yang dikeluarkan sama seperti kemarin. Tetapi Dokter dan Ify puas dengan hasilnya.
“Penyakit kamu membaik Fy.”ucap Dokter Danang ketika sudah selesai khemo. Rio dan Ify sudah duduk di kursi yang tersedia di meja Dokter Danang. Rio menggenggam erat tangan Ify, seakan meringankan beban Ify.
“Kesempatan saya untuk sembuh apa besar?”Tanya Ify, Dokter Danang tersenyum.
“Besar, besar sekali. Karena semangat kamu yang juga besar.”terangnya. Ify dan Rio saling berpandangan. Senyum mereka merekah.
“Terimakasih dok.”ucap Rio masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Sang dokter mengangguk.
Ify dan Rio pun pulang. Perjalanan pulang kali ini lebih terasa ringan karena pernyataan Dokter Danang. Mereka pulang dengan senyum yang melekuk di wajah karena penyakit Ify yang membaik.
***
Minggu yang cerah mebuat Iel malas untuk membuka mata. Dia masih terus menggulung tubuhnya bersama selimutnya yang membuat badannya terjaga. Deva sudah menggedor-gedor pintu kamarnya untuk mengajaknya jogging. Tetapi Iel tetap saja tertidur, akhirnya Deva mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berteriak.
“KAK IEEEEEEEEEEL! LO MATI APA GIMANA DI DALEM? BANGUN WOY BANGUN KITA JOGGING JANGAN MOLOR AJA LO. BANGUUUUUUUUUUUUUN!” Deva berteriak sambil terus menggedor pintu kamar Iel. Teriakannya mampu membuat seisi rumah kaget karenanya. Iel sendiri langsung melepaskan selimutnya yang sedari tadi masih ia peluk dan langsung membuka pintu, menghampiri Deva.
“Lo kenapa sih Dev? Gak bisa liat kakak lo seneng apa?”Tanya Iel sewot yang masih mengucek-ngucekkan matanya. Belum sempat Deva menjawab Mamah mereka sudah mengomel.
“Devaaaaaaaaaaa! Pagi-pagi udah teriak-teriak. Uang jajan kamu Mamah potong yah.”ancam Mamahnya dari bawah tangga yang juga teriak.
Deva meringis, “Mamah juga teriak-teriak. Deva bilangin uang belanjanya dikurangin loh sama Papah.”ancam Deva balik, masih berteriak, *ini rumah apa utan?*
Akhirnya Mamh menghela nafas, “udah jangan teriak-teriak. Mamah mau ngelanjutin tidur.” Si Mamah pun menuju kamarnya.
Iel sudah berhasil mengumpulkan nyawanya.”Ada apa sih Dev?”tanyanya lagi.
“Jogging yu”ajak Deva santai.
Iel melengos, “Hah? Ngga ah. Lo ajak aja si Ray. Gue males.”tolak Iel yang langsung bergegas menuju tempat tidurnya lagi.
“Ayolah Kak, udah jarang kita menemukan kehangatan dari adik kakak. Lagian si Ray sama Kak Cakka lagi ngurusin pesta buat setahunan kak Cakka sama Kak Agni.”jelas Deva yang sudah menyusul Iel, kini ia berdiri di samping ranjang Iel.
“Jogging kemana sih? Gue males ahhhh.”Iel menarik selimutnya dan memejamkan matanya.
Deva menarik selimut Iel, “Ke komplek sebelah Kak, ke komplek temen Kaka juga kan? Ka…..Ka Riko…..”kata Deva. Yang masih terus tarik-tarikan selimut sama Iel.
Iel berfikir sejenak ‘demi melancarkan misi sahabat, gue jogging, nyamperin Rio, bujuk dia deh.’ batin Iel berfikir. Lalu ia melepaskan tarikan kencang selimut itu dan membuat Deva tersungkur.
“Hwaaaaaaaaa sakiiiiiiiiiiiiiiiit.”rintih Deva yang sudah tersungkur di pojok. Iel bangun dan membantu Deva bangun.
“Hehehe ya abis elo pake tarik-tarikan segala.”ucap Iel sembari nyengir. Deva sudah berdiri dan memajukan bibirnya beberapa centi. Iel meneloyor kepala adiknya itu, “Iya deh kita jogging, tapi sama Riko juga yah.”pinta Iel.
Wajah Deva langsung semangat, “Oke kak, gue juga mau nyamper Ke……”ucapannya menggantung. Iel menatapnya curiga.
“Siapa? Ke….Keke maksud lo? Hahahahahaha Keke ade’nya Riko?”tawa Iel meledak. Rona wajah Deva memerah.
“Ishhhh jangan berisik.”ujar Deva sembari menempeleng pelan pipi Iel. “Iya nanti kita samper mereka.”
“Sopan banget lo nempeleng gue.”ringis Iel sembari memegang pipinya, “pantes aja lo niat banget. Yaudah bentar gue ganti baju dulu. Siap-siap.”ujar Iel lalu berlalu menuju kamar mandi.
“Iya gak usah mandi. Biar sama kayak gue.”jawab Deva setelah Iel masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar Iel. Iel tidak mengubrisnya. Deva langsung merebahkan badannya di ranjang Iel lalu mengoprek HP Iel yang tergeletak. Dia membuka Message, tak ada yang menarik, semua SMS dari Cakka, Riko, Rio, tidak jauh ‘jangan-jangan Kak Iel maho?’batin Deva seenaknya. Dia menggelengkan kepalanya cepat. Lalu beralih ke fitur Gallery, ada folder bernamakan, ‘DON’T OPEN’ Deva penasaran, lalu dibuka folder itu, ternyata berisi foto seorang gadis. Ada sekitar 20 lebih foto, ‘wuidih cantik bener ni cewek.’batin Deva sembari terus melihat-lihat foto itu. Iel keluar dari kamar mandi dan merebut HP nya.
“Wah buka-buka lo.”ujar Iel. Deva hanya menggaruk kepalanya. “nangkring mulu lo. Buruan jogging. Ntar keburu siang.”lanjut Iel sembari memakai sepatunya. Deva berlalu ke kamarnya dan mengambil sepatunya.
“Yu Kak.”ujar Deva setengah berteriak. Dia sudah berada di depan rumah. Iel yang mendengar teriakan Deva langsung berlari.
“Sip.”
Mereka berdua pun setengah berlari menuju komplek perumahan Riko yang letaknya sekitar 3 KM dari komplek mereka. Lumayan capek lah tapi kalau nggak cape bukan olah raga dong.
“Tadi foto siapa sih Kak?”Tanya Deva usil sambil terus setengah berlari di samping Iel.
Iel melirik sesaat ke arah Deva lalu kembali menatap jalanan, “kenapa? Cantik ya?”
Deva melengos, “bukannya dijawab malah balik nanya.”ujarnya, Iel terkekeh,”Iya kok cantik, kalau dia cewek lo kayaknya gak mungkin deh.”lanjut Deva.
Iel menghentikan larinya lalu membeli minum di warung yang mereka lewati. Deva mengikuti karena ingin tahu reaksi sang Kaka saat dia berkata tadi, Iel meneguk air nya, “Kok gak mungkin?”Tanya Iel lalu melemparkan botol air mineral ke arah Deva.
Dengan segit Deva meraihnya lalu meneguknya, “dia kan cantik, kok mau gitu sama cowok jelek kayak lo? Mending sama gue.”ceplos Deva seenaknya. Dia langsung lari. Iel mengejarnya.
“Kurang ajar lo.”ujar Iel setengah berteriak. Setelah berhasil menyusul Deva dia tarik baju Deva dari belakang. Deva hanya nyengir lalu bergumam “peace kak!”, Iel menoyor kepala adiknya itu.
“Sembarangan lo kalau ngomong.”ujar Iel lagi. Deva hanya nyengir, “terus lo sendiri ngapain sama si Keke? Ada apa-apanya nih.”goda Iel.
Pipi Deva memerah,”ngggaaaa……..ngggg………gak apa-apa kok.”ujar Deva gelagapan. Iel yang tahu akan perubahan rona wajah Deva langsung tertawa.
“Wahahaha suka lo sama si Keke? Wah kecil-kecil udah main lope-lopean.”ledek Iel dengan derai tawanya.
“Yeee enak aja gue masih kecil. Gue sih masih dalam tahap PDKT, lah si Ray aja udah jadian.”jelas Deva. Iel melongo.
“Buset gue di duluin ama tu bocah.”
“Loh? Emang tadi cewek itu bukan cewek lo?”
Iel menggeleng lemah, “bukan.”
Deva tertawa kecil, “tuh kan dia mana mau sama lo.”ledek Deva. Iel lagi-lagi hanya meneloyor kepala Deva.
“Lo tuh Dev Kakak lo lagi kesusahan bukannya dibantu malah diledek.”kata Iel yang berhenti sesaat lalu meneguk minumnya. Mereka sudah berada di depan komplek Riko. Tinggal masuk dan mencari rumah Riko.
“Bantu apa?”Tanya Deva. Kini mereka hanya berjalan, tak lagi setengah lari seperti tadi.
“Ya gitu deh. Namanya Via.”jawab Iel lirih.
“Terus apa masalahnya?”Deva merasa seperti orang lebih tua dari Iel.
“Dia kayak males buat ngebales perasaan gue, padahal dia tau jelas gue suka sama dia.”curhat Iel singkat. Deva menggut-manggut.
“Yaaaah, jangan nyerah juga kali, kan itu masih kayaknya belum sebenarnya. Semangat dong.”ujar Deva sembari tersenyum. Lalu mengangkat tangan kananya.
Iel tersenyum ,”Thanks Dev.”jawabnya.
***
No comments:
Post a Comment