Monday, May 10, 2010

Our Life, Our Destiny, and The Best for Us :) PART 6

Saat istirahat, mereka semua berkumpul. Mereka yang dimaksud adalah Rio, Ify, Riko, Shilla, Iyel dan Sivia. Mereka semua sibuk dengan obrolan masing-masing terutama Iyel dan
Sivia.

“Nasehat gue berguna gak Vi?”Tanya Iyel.

“Berguna kok. Berguna. Bergunaaaaaa banget hehe.”jawab Sivia sambil nyengir dan penuh makanan dimulutnya.

“Iya iya tapi telen dulu makanannya.”

“Oh iya. Jadi malu gue.”Sivia sontak menutup mulutnya.

“Sejak kapan lo punya malu?”Tanya Riko tengil

“Wah tengil nih. Sejaaaaaaaaaaak hem.”ujar Sivia sambil pura-pura mikir dan bingung menjawab apa.

“Sejak deket dengan Iyel.”susul Shilla. Reflek Sivia nginjek kaki Shilla..

“Hah apa hubungannya sama dia?”Tanya Sivia pura-pura gak ngerti.

“Yah payah pura-pura bego hahahahaha lo su…..”belum Shilla melanjutkan mulutnya dibekap oleh Sivia.

“Ngomong jangan ngaco.”kata Sivia kesal.

“Santai Vi, gue aja yang lo maksud biasa aja.”jawab Iyel PD.

“Ha coba ulang?”Tanya Sivia. Sivia memang anak yang terkenal cuek santai dan sedkit masa bodoh.

“Tau ah.”

“Yah sekarang Iyel yang marah hahahaha.”

“Ngga ngga. Eh besok diundang Cakka main kerumah , mau gak? Dia mau cabut lagi ke Singapore.”undang Iyel mengalihkan pembicaraan.

“Siapa aja yang di undang?”Tanya Shilla.

“Yang kenal Cakka siapa?”Tanya Iyel.

“Gue.”jawab mereka semua serempak. Riko kenal Cakka lantaran Cakka dulu waktu masih jadian sama Sivia sering ke sekolah, dan dia suka di titipin Sivia sama Cakka. Kalo Shilla dan Ify ya karena mereka
temen Sivia. Kalau Rio? Karena Rio sahabatnya Iyel.

“Yaudah.”ucap Iyel singkat.

“Tapi gue malu -_-“ujar Sivia yang bikin Iyel kaget “pasti masih ada rasa.”batin Iyel.

“Malu kenapa? Lo gak akan di dandanin jadi badut kok.”ucap Riko jayus.

“Lucu Ha Ha Ha.”ujar Sivia meledek yang membuat mereka semua tertawa kecuali Iyel.

“Kenapa Vi? Lo masih suka sama dia?”Tanya Iyel.

“Hem gimana ya. Suka sih ngga. Tapi, ngarep gitu.”kata Sivia lirih.

“Terus sekarang sukanya sama siapa?”Tanya Rio.

“Sama Iyel.”ceplos Shilla yang bikin semuanya tatap-tatapan muka.

Teeeeeeeeet teeeeeeeet Bell pun berbunyi. Sivia merasa sangat tertolong dengan kondisi ini. Ia langsung mengalihkan pembicaraan dan mengajak teman-temannya ke kelas.


Di kelas.


“Lu apaan sih ah ngomong ngaco segala di depan Iyel”gerutu Via kesal dengan kelakuan teman-temannya.

“Maaf deh Vi maaf. Kalau lo gak suka harusnya lo cuek dong Vi? Kalau suka beneran baru deh gugup.”ucap Shilla meminta maaf tapi tetap masih menggoda.

“Aduh gue…..”

Belum Sivia melanjutkan ucapannya, Bu Ira keburu masuk kelasnya untuk memulai pelajaran. Sivia sangat tidak konsen dalam pelajaran kali ini. Tatapan matanya kadang terlihat kosong, artinya ia sedang khawatir
akan suatu masalah. Bu Ira yang melihat Sivia langsung menghukum Sivia.

“Sivia kerjakan semua soal yang ada di papan tulis.”perintah Bu Ira galak.

“Hah? Saya Bu?”Tanya Sivia masih gak percaya.

“Apa di kelas ini ada dua orang yang bernama Sivia?”

Mendengar ucapan Bu Ira , Sivia langsung bangkit (bangkit dari kubur kali?) dan maju ke depan.

“Untung semalem gue belajar ginian.”batin Sivia.

“Sivia berhasil menegrjakan semua soal. Walau ada 2 soal yang salah tapi langkahnya sudah benar. Akhirnya Bu Ira mengizinkannya duduk kembali.

“Bagus, lumayan. Silahkan duduk lagi.”ucap Bu Ira.

“Untung aja”batin Sivia. “Baik Bu.”

Pelajaran pun dilanjutkan. Walaupun pikiran Sivia masih ngalor ngidul ia tetap berusaha menfokuskan fikirannya. Akhirnya bell istirahat kedua pun berbunyi.

“Vi, tadi lo kenapa?”Tanya Ify khawatir. Tak biasanya Sivia bersikap seperti ini. Terakhir waktu Cakka pindah dan memutuskannya.

“Ngga kok Fy. Tadi Cuma lagi ngelamun aja hehe. Yuk ke kantin.”ajak Sivia. Sivia paling gakbisa nunjukin ke temennya kalau dia lagi sedih atau ada masalah.

“Bener nih gak apa-apa? Cerita dong ke kita Vi.”pinta Shilla.

“Hem Cuma mikirin aja gimana sebenernya perasaan gue ama Iyel.”ucap Sivia lirih.

“Ya ampun kira gue apa. Udah lo jalanin aja. Jangan dipikirin. Oke?”ujar Shilla menghibur yang disusul anggukan dan senyuman dari Ify.

“Oke.”ujar Sivia seceria mungkin. Akhirnya mereka bertiga pun ke kantin. Dan seperti biasa mereka bertiga berkumpul dengan tiga cowoknya juga.

“Hey Single ladies.”ujar Riko.

“Gue sih bukan.”ujar Ify cuek.

“Oh iya pj pj gamau tau yah Yo, Fy traktir. Gak traktir gak langgeng nih.”ancem Iyel yang disambut senyuman menggoda dari semuanya.

“Ah giliran masalah duit aja nafsu. Iya deh iya gue traktir.”ujar Rio kesal.

“Punya duit kan kamu? Jangan bilang nanti ngutang.”ujar Ify sambil bercanda.

“Baru juga jadian udah diledek.”ujar Rio lirih.

“Hahahahahahahaha” mereka semua tertawa kompak. Iyel dan Sivia yang duduk bersebrangan seperti sedikit jaga jarak. Mereka semua pun makan makanan mereka. Setelah itu mereka semua mgnobrol, ada
saja yang mereka bicarakan.

“Eh tadi kan Sivia duhukum Bu Ira gara-gara ngelamun mikiriiiiiiiiiin.”ucap Ify menggantung dan membuat Iyel penasaran.

“Mikirin siapa?”Tanya Iyel sigap.

“Santai bos. Gak udah nyosor gitu. Ya Tuhan,mikirin seseorang pastinya.”jawab Ify, Sivia tersenyum lega.

“Yeee itu sih gue juga tau. Tapi siapa?”Tanya Iyel yang masih sangat penasaran.

“Yang pasti sih bukan lo yah Yel hahahahaha”ujar Shilla cuek.

“Ngarep banget sih gue Via suka sama gue.”batin Iyel “Lagian siapa juga yang mau di pikirin ama dia.”ujar Iyel jutek.

“Etdah santai aja kali.”ujar Ify.

“Iya hahahaha.”

Akhirnya mereka pun memesan makanan. Setelah mereka beres makanan sangat pas sekali, bell langsung berbunyi. Akhirnya mereka pun berpisah dan kembali ke kelas. Setelah melewati pelajaran, mereka hari ini tidak ada
pelajaran tambahan karena hari ini hari jum’at. Pelajaran tambahan di
sekolahnya hari Senin sampai Kamis, dan kemarin adalah hari terakhir mereka
pelajaran tambahan. Mereka pun langsung pulang ke rumah Ify karena sesuai tadi
pagi yang Ify janjikan ia akan cerita semuanya di rumahnya. Tak lama Rio datang menghampiri Ify.

“Pulang bareng ga?”Tanya Rio pada Ify dengan penuh manis.

“Ngga, maaf yah, mereka mau ke rumah aku.”jelas Ify sambil melirik ke arah Sivia dan Shilla.

“Oh oke gapapa. Ati-ati yah.”nasehat Rio.

“Oke duluan ya. Dadah.”ujar Ify yang langsung berjalan sambil melambaikan tangannya ke arah Rio.

Sivia, Shilla dan Ify pun berjalan menuju jalan raya untuk menaiki ankot. Sesampainya mereka di depan Sivia mencari-cari sesuatu di tasnya. Wajahnya sangat pucat ketika tahu barang yang dicarinya tak ada.

“Nyari apa Siv?”Tanya Ify heran.

“Diary gue.”ucap Sivia sambil terus mencari diarynya.

“Tumben lo bawa diary. Emang gak di bawa kali.”ujar Ify.

“Ngga ko, tadi pagi gue nulis diary di kelas terus…….. tuh kan gue lupa. Diary gue ada di kolong meja.”ucap Sivia sambil menepuk jidatnya.

“Masa kita ke sekolah lagi? Capek nih Vi.”keluh Shilla.

“Gue juga males. Tapi kalo diary gue ilang gimana?”Tanya Sivia.

“Oh iya. Telpon anak-anak aja. Siapa tau ada yang masih di sekolah. Suruh bawa diary lo deh.”usul Ify.

“Pinter juga lo Fy. Tolong telpon Rio dong Fy.”pinta Sivia.

“Oke.”Ify pun langsung nelfon Rio. Beberapa menit kemudian.

“AduhVi, Rio udah balik. Coba telfon Iyel. Biasanya dia suka main basket dulu.”ujar Ify.

“Yah. Tapi gue takut diary gue dibaca Iyel.”

“Ngga deh gak akan.”

Akhirnya Sivia nelfon Iyel dan menyuruh Iyel mengambil diarynya di kolong mejanya. Kebetulan sekali emang benar Iyel masih ada di sekolah.

“Lo buka satu centi aja gue gibek lo ye.”ancam Sivia pada Iyel.

“Iya tenang-tenang. Ngapain juga gue baca. Males banget.”ujar Iyel di ujung sana.

“Oke deh. Besok bawa yah.”klik. telepon terputus. Mereka pun langsung beranjak pergi ke rumah Ify.


Di Rumah Ify.


“Assalamualaikum.”teriak Ify dari luar rumah.

“Waalaikum salam.”jawab seseorang dari dalam rumah yang tak lain adalah Ozy, adik Ify.

“Ini siapa Kak?”Tanya Ozy.

“Temen-temen gue. Lo lupa apa gimana? Bukannya udah pernah gue kenalin?”Tanya Ify.

“Oh iya gue lupa. Ini kak Via ini kak Shilla kan?”ucap Ozy memastikan.

“Seratus buat kamu!”ujar Sivia.

“Hahahaha.” Mendengar sedikit keributan di luar rumah, sepupu Ify menengok ke luar.

“Ada siapa Zy?”Tanya seorang cowok itu.

“Kak Ify sama temen-temennya kak. Cantik-cantik deh. Kecuali kak Ify. Sini kak.”ajak Ozy.

“Heh ngomong apa lo tadi? Yuk Vi, Shil masuk. Udah copot kan sepatunya.?”

Mereka berdua pun mengangguk dan memasuki rumah Ify. Di dalam mereka bertemu sepupu Ify itu.

“Siapa tuh Fy?”Tanya sepupu Ify.

“Temen-temen gue. Nih kenalin. Ini Sivia, ini Shilla. Tapi eits mereka udah pada punya gebetan.”

“Idih siapa juga lagian. Halo gue Alvin. Nice to meet you.” Ujar Alvin so Inggris.

“Ceileh. Yaudah yuk ke atas.” Mereka bertiga pun keatas menuju kamarIfy.

“Fy cepet cerita.”bujuk Shilla yang penasaran dari tadi.

“Bentar gue ambil minum dulu. Pada mau apa?”tawar Ify.

“Kalo ada sih gue pengen jus alpuket.”celetuk Sivia.

“Kok lo bisa tau bokap gue abis belanja alpuket? Bentar yah gue suruh bibi gue dulu.”

“Iya? Wah. Gue kan paranormal hahahaha”ujar Sivia.

“Ye haha.”sahut Ify yang langsung meminta kepada pembantunya untuk dibuatkan jus alpukat.

“Ayo Fy ceritaaaaaaaaaaaaaa.”rintih Shilla saat Ify baru memasuki kamarnya lagi.

“Iya bawel. Jadi gini……………..”Ify menceritakan kronologi cerita semalam sambil senyam-senyum.

“Romantis banget Fy. Gue sirik.”cap Sivia.

“No no no! gak boleh sirik. Nanti juga lo gitu ama Iyel. Dan lo ama Riko.”icap Ify.

“Kok gue jadi ama Iyel?”Tanya Sivia heran.

“Gak usah ngelak. Lo suka sama Iyel titik!”ujar Ify. Mereka pun berbincang-bincang hingga jam 5 sampai jam itu, Sivia san Shilla memutuskan untuk pulang.


Di rumah Iyel.


Iyel yang sedang memainkan gitarnya melirik tasnya yang ada Diary Sivia yang tadi Sivia minta titipkan padanya. Dia sangat gatal ingin membukanya. Tapi dia udah janji sama Sivia buat gak buka itu . Cakka yang
melihat itu langsung nyamperin sepupunya itu.

“Kenapa lo?”Tanya Cakka heran sambil melihat apa yang sedang Iyel pandang.

“Ngga kok gapapa.”

“Iya gak ada apa-apa. Tapi apa yang lo liat?”Tanya Cakka penasaran.

“Tuh.”ujar Iyel menunjuk Diary Sivia.

“Itu Diary Sivia kan? Itu kan kado dari gue buat dia. Gue tau dia jarang nulis diary tapi gue pengen banget dia nulis. Karena jarang banget di isi jadi awet ya.”ujar Cakka curcol yang membuat Iyel sedikit cemburu. Cakka
yang sadar akan hal itu langsung angkat bicara. “Tenang, mungkin karena ada sesuatu dia
jadi nulis lagi di diary itu”jelas Cakka

“Kok jarang banget dia nulis Diary itu?”Tanya Iyel penasaran.

“Dia tuh males banget nulis, tapi karena gue maksa. Dia bilang bakal nulis diary itu kalau kejadian itu bener-bener penting dan berharga buat dia. Kalau dia nulis itu akhir-akhir ini berarti dia baru
ngalamin sesuatu dong?”jelas Cakka.

“Paling kemaren yang lo ngejemput dia.”ujar Iyel santai tapi panas.

“Santai dong Yel. Siapa tau bukan. Lo gak penasaran?”Tanya Cakka memancing. Sebenarnya Cakka juga penasaran ingin membacanya.

“Ngga ah biasa aja.”ujar Iyel yang berbohong.

“Jangan bohong.”

“Gue udah janji gak akan buka diary itu.”tegas Iyel

“Yaudah gue baca sendiri aja ya. Tapi bener gak mau nih? Seru loh pasti.”
ujar Cakka dengan hawa setannya.

“Nanti lo certain aja.”ujar Iyel.

“Ngga ah.”

“Yaaaaaah.”

“Makanya ayok baca.”bujuk Cakka lagi.

“Oke deh. Tapi selembar aja ya.”akhirnya Iyel tak kuat menahan nafsu penasarannya.

“Sip.” Mereka berdua pun membuka diary Sivia perlahan.

No comments:

Post a Comment