Monday, May 10, 2010

Our Life, Our Destiny, and The Best for Us :) PART 4

I will be all that you want and get my self together cause you keep me from fallin apart
Begitulah ringtone HP Ify berbunyi, ketika mengetahui siapa penelfonnya, Ify langsung segit mengangkat telfon itu.
“Halo, Ify?”Tanya Rio ketika telfon sudah diangkat.
“Ya, kenapa Yo nelfon malem-malem?”Tanya Ify basa-basi yang sebenernya senang banget di telfon Rio.
“Cuma ngabisin bonus kok Fy sayang kan gak dipake.” Mendengar itu Ify langsung cemberut “ih nelfon gue Cuma buat buang bonus, sama aja tempat sampah gue.”batin ify . “aduh bego banget kenapa gue ngomong kaya gitu?”ucap Rio dalam hati sambil menepuk jidatnya.
“Ooooh.”ucap Ify lirih.
“Lagian lagi pengen denger suara lo aja.”Rio menggombali Ify yang sigap membuat pipi Ify merah bagai tomat busuk (loh?)
“Hahahahahahaha gombal lo.”seru Ify sebiasa mungkin agar tidak ketahuan salting (red : salah tingkah)
“Serius kok. Hem besok mau gue jemput gak? Lagian rumah kita kan sekomplek Fy.”tawar Rio
“Aduh Yo, lo kaya gatau gue aja kalo berangkat siang mulu. Nanti lo ikut telat lagi.”tolak Ify halus sambil basa-basi, dalam hati ia ingin dipaksa oleh Rio biar menerimanya.
“Emang lo pikir gue berangkat pagi? Kan gue bawa motor kali jadi cepet nyampenya. Mau gak nih? Kalo gamau sih yaudah.”ucap Rio yang sebenernya tahu isi hati Ify.
“Hem boleh deh lumayan dapet tumpangan.”
“Hahaha yaudah tidur sana lo. Udah malem juga. Awas aja besok kesiangan.”
“Oke. Bye.”Klik telpon terputus.
“YES!”teriak Rio senang.
“HORE BESOK DIJEMPUT RIO!”teriak Ify dikamarnya sambil lompat-lompat.

Keesokan harinya di sekolah.

“Tumben banget Fy datang pagi.”Tanya Sivia sedikit gak percaya Ify datang jam 7 kurang.
“Gue dateng pagi salah, dateng siang juga salah.”gerutu Ify pura-pura marah.
“Ngga deh ngga. Iya ko tumben Fy?”Tanya Shilla penasaran.
“Tadiiiii…………. Gue dijemput Riooooooooooooo!!!!!!!!!!”ucap Ify terlalu senang.
“Waaaaaaaaaaaaah? Kok bisa?”Tanya Shilla dan Sivia berbarengan.
“Bisa dong!”ucap Ify membuat kedua sahabatnya itu penasaran.
“Ih gitu yah gak cerita, cerita dong Fy.”bujuk Shiila.
“Iya iya….”Ify pun menceritakan semuanya. Sahabat-sahabat Ify pun ikut senang jika Ify senang.
“Yah kalian uda ada pasangan. Ify- Rio, Sivia-Iyel, lah gue?”gerutu Shilla.
“Nah loh? Kok gue Iyel?”protes Sivia.
“Ya terus siapa? Lo suka kan sama dia?”goda Ify membuat pipi Sivia merah.
“Ngga ko.”sanggah Sivia.
“Jangan bohong Vi. Tuh pipi lo merah.”goda Shilla.
“Gak tau deh . hati gue maih gak jelas. Oh iya, shil, lo kan sama Riko, gimana sih?”ujar Sivia.
“Tapi kan Riko belum tentu suka sama gue.”ucap Shilla lirih
“Ya usaha dong Shil. Kita Bantu ko.”ucap Ify memberi semangat.

Di kelas Rio.

Pagi ini Rio datang seperti biasa tetapi suasana hatinya yang tak biasa. Dia tak hentinya tersenyum sendiri bagai orang gila (?). Iyel sang sahabat pun menyadarinya.

“Kenapa lo senyam-senyum sendiri?”Tanya Iyel heran dengan sikap sahabatnya.
“Hehehe.”Rio hanya menjawab dengan cengirannya.
“Gue Tanya malah nyengir. Kenapa hey?”
“Tadi gue ngejemput Ify Yel uh gue seneng banget.”ucap Rio sambil merem-melek kayak banci.
“Wah? Yang bener? Makin suka yah lo sama dia?”goda Iyel.
“Iya Yel. Yuhuuuuuuuuuuu! Lo harus bantuin gue buat dapetin dia. Harus.”paksa Rio.
“Tanpa lo minta juga bakal gue lakuin. Gue kan sahabat lo yang paling pengertian.”
“PD nya dirimu nak. Oh iya, gimana lo sama Sivia?”Tanya Rio
Iyel pun menceritakan kejadian semalam. Nasihat yang diberikan Rio sama percis dengan nasihat yang diberkan oleh Cakka.
“Pokoknya nanti gue sama Ify lo sama Sivia, oke?”ujar Rio semangat.
“Shilla gimana? Dia kan sahabat mereka. Kasian dong.”ucap Iyel
“Oh iya. Kasian juga dia kalau kita pacaran terus. Nanti dia di cuekin. Hem diaaaa, sama RIKO AJA!”usul Rio. Ya, Rio, Riko, dan Iyel memang dekat. Karena waktu kelas 8 mereka sekelas.
“Betul juga! Tapi gimana?”
“Nanti aja kita fikirin lagi.”
Bell pun berbunyi. Mereka pun belajar karena guru pelajaran mereka sudah datang.

Di kelas Sivia dan kawan-kawan.

Hari ini kelas mereka sedang pelajaran agama. Tepatnya membahas tentang zaman azali. Guru mereka yang bernama Pa Duta pun menjelaskan secara detail tentang bab tersebut.
“Jadi anak-anak. Yang kita lakuin di dunia ini sebelumnya sudah dicatat pada zaman azali. Zaman Azali itu adalah zaman ketika manusia belum ada. Kita ditakdirkan untuk melakukan sesuatu karena itu akan ada tujuannya. Kita gak mungkin melakukan sesuatu tanpa ada tujuannya. Semua sudah diatur oleh sang maha kuasa. Jodoh kita, rezeki kita, hidup kita, umur kita, semuanya sudah Beliau catat. Jadi, kalian harus mensyukuri semua yang ada. Tak perlu di sesali karena ini semua yang diberikan-Nya pada kita.”terang Pak Duta
Bell pun berbunyi, pelajaran pun di akhiri. Shilla dan Ify sibuk membenahi rambut mereka, karena selama pelajaran agama semua cewek diwajibkan memakai kerudung. Tetapi Sivia bukan ikut-ikutan dengan Shilla dan Ify membenarkan rambut, ia terdiam melamun.
“Aku harus bersyukur sama Allah atas semua yang udah Ia beri ke aku. Aku salah satu anak yang beruntung, karena orang tuaku masih lengkap walau gak tinggal bareng, dan aku punya 2 sahabat yang sayang sama aku. Aku juga punya fisik tanpa kekurangan apapun. Tapi, kenapa aku selalu ngerasa aku gak punya kelebihan? Ya mungkin itu kekuranganku.”batin Sivia yang langsung tersenyum.
“Vi? Halooo?”ucap Ify sambil menggerakan tangannya di depan wajah Sivia.
“Eh iya Fy, kenapa?”Tanya Sivia gelagapan.
“benerin tuh rambut, malah bengong.”ucap Ify sambil menyodorkan sisir.
Sivia pun merapikan rambutnya dan lalu ia, Shilla dan Ify pergi ke kantin untuk makan.
“Yah penuh. Duduk dimana dong?”ucap Shilla melihat semua bangku di kantin sudah ada yang menempati.
“Eh itu ada Iyel, Rio, hem sama RIKO! Kita gabung aja. Mau?”Tanya Sivia saat melihat meja Iyel dan temannya masih kosong.
“Ada Rio Siv gue malu.”ucap Ify
“Gue juga, ada Riko, nanti jantung gue senam mendadak lagi.”tolak Shilla juga sependapat dengan Ify.
“Gue aja yang ada Iyel biasa aja.”ucap Sivia.
“Lah lo kan gak ada rasa sama Iyel, lah kita?”ujar Ify
“Hayo ada apa nyebut nama gue? Gue denger loh dari tadi”
“Eh gak apa-apa kok Yel.”ujar Sivia sedikit malu.
“Ayo gabung, mau gak? Dari pada diri mulu disini.”tawar Iyel.
“Ya udah deh.”Ify dan Shilla pun akhirnya nurut.
Mereka ber-empat pun jalan menuju meja yang sudah diduduki oleh Rio dan Riko. Selama itu mereka hanya diam-diaman. Ify , Sivia , dan Shilla sibuk memakan buburnya, sedang Rio, Iyel dan Riko sibuk BBM-an. Karena Sivia tak suka dengan keheningan, akhirnya ia pun berbicara.
“DOR!”teriak Sivia yang membuat semuanya kaget.
“Kenapa Sivvvvv? Bikin kaget aja.”keluh Shilla.
“Lagian dari tadi diem mulu. Kayak di kuburan.”celetuk Sivia cuek.
“Iya yah Vi, gue juga bosen.”Iyel sependapat dengan Sivia.
“Adeuh sehati nih.”goda Rio.
“Apaan sih.”ucap Sivia sedikit kesal, ia melihat pipi Iyel sedikit memerah.
“Eh tadi ada yang berangkat bareng loh ke sekolah.”celetuk Shilla polos. Kali ini gantian, Rio dan Ify yang langsung menunduk dengan pipi merahnya.
“Emang kenapa kalo bareng? Sirik lo? Hahahahahahahaha.”ucap Rio yang sukses bikin bibir Shilla maju 5 cm.
“Rese! Wleeeeeeee.”ujar Shilla sambil menjulurkan lidahnya.
“Lagian kan kita satu komplek, jadi apa salahnya bareng?”ucap Rio menjelaskan.
“Gue aja yang sama Shilla sekomplek belum pernah bareng.”celetuk Riko berbisik tapi didengar oleh semuanya.
“Hah kenapa Ko? Oh jadi lo mau bareng sama Shilla?”goda Iyel yang membuat pipi Shilla dan Riko merah bagai tomat. (pipi merah mulu yah?)
“Engga ko ngga.”sanggah Riko.
“Ah udah lah Yo,yaudah Shil nanti lo bareng aja ama Riko gimana? Kasian Riko pengen bareng sama Lo tapi gak kesampean.”ucap Rio yang dibalas dengan injakan kaki dari Riko.
“Ah apa sih Riko. Pake nginjek segala. Jadi cowok gentle dong Ko. Shilla juga mau kan?”gerutu Rio sambil tetap menceng-cengi (red : menjahili) temannya.
“Mau ko mau. Shilla mau banget ko Ko. Iya kan Shil?”ucap Sivia.
“Yah lumayan lah buat tumpangan gratis.”Shilla akhirnya berkata sebiasa mungkin agar tidak terlihat salting.

Bell tanda istirahat pun berdering. Semua anak-anak kembali ke kelasnya. Tiba-tiba Riko langsung menghampiri Shilla.
“Nanti bener mau bareng?”tawar Riko
“Gue sih ayo aja, asal gak ngerepotin.”ujar Shilla
“Engga ko. Yaudah nanti gue tunggu di parkiran.”
Mereka pun berbarengan masuk ke kelas. Kan mereka sekelas ;p

Akhirnya bell pulang pun berbunyi. Riko langsung menuju parkiran. Shilla, Sivia dan Ify berjalan dulu menuju kantin untuk membeli minum.

“Eh Fy gak bareng yah, gue mau bareng sama Riko.”ucap Shilla dengan penuh senyum.
“Oke deh. Seneng-seneng deh ya.”goda Ify.
Setelah membeli minuman, Ify, Shilla dan Sivia pun berjalan menuju parkiran sambil keluar sekolah.
“Gue duluan yah.”pamit Shilla sambil berjalan menuju motor Riko.
“Oke deh.”ujar Sivia sambil melambaikan tangannya. Ify dan Sivia pun jalan menuju gerbang sekolah, tetapi ia dicegat oleh Rio.
“Mau bareng lagi gak Fy?”Tanya Rio yang sudah siap dengan motornya.
“Hem kasian Sivia gak ada temen jalan kedepan.”tolak Ify dengan alasan sekenanya.
“Sivia biar sama gue. Lo sama Rio aja.”tiba-tiba Iyel datang dengan motornya.
“Widih? Janjian nih kalian sama Riko juga? Wah wah ada apa nih?”ucap Sivia sedikit mencairkan suasana yang tadinya kaku.
“Hem kayanya sih. Yaudah Vi, lo mau bareng gue ga? Biar teman-teman lo itu bersenang-senang.”goda Iyel.
“Boleh deh. Dadah Ify dadah Rio. Jagain sahabat gue tuh. Awas kalo ampe lecet.”ujar Sivia sambil bercanda.
“Siap bos!”ucap Rio sambil hormat.
Sivia pun berangkat dengan Iyel. Rio dengan Ify. Tiba-tiba dijalan Iyel sedikit memperlambat laju motornya.
“Vi.”ujar Iyel.
“Kenapa Yel?”Tanya Sivia.
“Lo kok bisa sih keliatan tegar depan temen-temen lo? Padahal selama ini lo punya beban besar benget.”ucap Iyel salut dengan Sivia.
“Kenapa gak bisa? Gue gak mau keliatan lemah di depan mereka. Gue gak mau dikasihanin sama mereka. Yang gue mau terus bikin mereka ketawa. Dengan itu gue lupa dengan masalah gue, dirumah.”jelas Sivia dengan mengecilkan sedikit suaranya ketika bicara ‘dirumah’.
“Salut deh gue sama lo. Kalo perlu curhat jangan sungkan cerita ke gue ya.”tawar Iyel.
“Oke deh.”
Akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Sivia.
“Thanks yah Yel. Mau mampir gaaa?” Tanya Sivia.
“Gak usah deh. Gue ada perlu,lagi, sama Cakka.”
“Oke.”
“Perlu gue salamin lagi?”goda Iyel.
“Awas aja ampe lagi.”ancam Sivia sambil menggenggam tangannya seperti akan meninju Iyel.
“Ampun haha. Gue cabut ya. Dadaaaaaaaah!”Iyel pun melajukan motornya. Sivia pun langsung masuk ke dalam rumahnya. Dia salam dulu kepada kedua orang tuanya. Lalu ia langsung madi-sholat-makan. Selesai solat, Sivia menonton TV di ruang TV. Tiba-tiba kak Zahra menghampirinya.
“Ujian kapan de?”Tanya Kak Zahra.
“Apa peduli lo?”ucap Sivia dalam hati.
“Minggu depan ka.”jawab Sivia.
“Oh.”
“Tuh kan. Ngapain sih nanya. Peduli aja ngga kan? Cuma sekedar basa-basi yang BASI!”batin Sivia. Dari pada ia kesal , dia pun langsung mengambil buku dan belajar di ruangan kerja ayahnya. Ia merasa sedikit lelah dan capek beajar, akhirnya ia memutuskan untuk tidur.

Di rumah Iyel.

Cakka dan Iyel sedang bermain PS di ruang keluarga rumah Iyel. Tiba-tiba Cakka mem-pause permainannya.
“Lo tadi nganter Sivia?”Tanya cakka.
“Hem”jawab Iyel sedikit ragu.
“Diem, gue simpulin iya. Lo suka sama dia?”Tanya cakka lagi.
“Ngga.”jawab Iyel serius dan menundu seperti sedikit menyesal.
“Terus kenapa lo deketin dia? Lo mau ngasih dia harapan kosong?”Tanya Cakka sedikit bingung.

No comments:

Post a Comment